Kamis, 14 April 2011

KARYA TULIS ILMIAH PEMANFAATAN LABU KUNING (WALUH)

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH
UPAYA MENGHASILKAN BAHAN MAKANAN DARI LABU KUNING UNTUK MENINGKATKAN TARAF PEREKONOMIAN MASYARAKAT

 
         Kelompok  : 1. Adi Prayitno  (1)
       2. Joko Pujinto  (16)
       3. M.Rudianto    (22)
      4. Nor Solikin      (23)
      5. Samsul Arifin (28)
      6. Tri Setiawan   (32)

KELAS XI IPS II
SMA 1 RANDUBLATUNG
TAHUN 2010/2011






PENGESAHAN

Laporan karya tulis ilmiah dengan judul “UPAYA MENGHASILKAN BAHAN MAKANAN DARI LABU KUNING UNTUK MENINGKATKAN TARAF PEREKONOMIAN MASYARAKAT” telah kami sahkan, pada;
Hari                  : Sabtu,12 Maret 2011
Tempat             : SMA 1 Randublatung
Sebagai tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus sebagai bahan pembelajara materi Karya Tulis Ilmiah.

Guru Pembimbing                                                                     Perwakilan Kelompok


   Siti Umaiyah                                                                     M.Rudianto












i



PERSEMBAHAN
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini kami persembahkan kepada Ibunda Tercinta ibu Siti Umayah selaku guru pembimbing kami.













ii
 
 






MENGOREKSI DIRI ADALAH MODAL SEBUAH TINDAKAN
By. Joko
 
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalahKarya Tulis Ilmiah  ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pemanfaatan Labu Kuning yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing Bahasa Indonesia yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penyusun 









iv

ABSTRAKSI
Waluh atau Buah Labu Perenggi adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. yang mana penanamannya tidak sulit, baik pembibitannya, perawatannya, hasilnyapun cukup memberikan nilai ekonomis untuk Masyarakat.
Waluh/Labu kuning juga sarat gizi, memiliki kandungan serat, vitamin, dan karbohidrat yang  tinggi. Selain itu,didalam waluh juga  terkandung 34 kalori, lemak 0.8, 45mg kalsium, dan mineral 0.8.
Pemanfaatan nilai guna dari labu kuning untuk di olah menjadi berbagai produk.Seprti Salad Roti Labu Kuning dodol labu kuning,kerfipik labu kuning.berbagai campuran kosmetik,dan lain sebagainya.Guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

















iii
DAFTAR ISI
Pengesahan ...........................................................................................................i
Persembahan ........................................................................................................ii
Abstraksi.............................................................................................................iii
Kata Pengantar....................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................v
Judul....................................................................................................................1
BAB I Pendahuluan............................................................................................1
A.Latar Belakang......................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................1
C.Tujuan ..................................................................................................2
D.Manfaat ................................................................................................2
BAB II Landasan Teori......................................................................................3
BAB III Metode Penelitian................................................................................5
BAB IV Hasil Penelitian....................................................................................6  
BAB V Penutup.................................................................................................7
Daftar Pustaka....................................................................................................8







v


UPAYA MENGHASILKAN BAHAN MAKANAN DARI LABU KUNING UNTUK MENINGKATKAN TARAF PEREKONOMIAN MASYARAKAT

BAB I

PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG
PWaluh atau Buah Labu Perenggi adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. yang mana penanamannya tidak sulit, baik pembibitannya, perawatannya, hasilnyapun cukup memberikan nilai ekonomis untuk Masyarakat. Tanaman ini dapat ditanam di lahan pertanian, halaman rumah atau tanah pekarangan yang kosong dapat kita manfaatkan. Intinya tanaman ini dapat ditanam di daerah Tropis maupun Subtropis.
Rendahnya minat masyarakat untuk mengolah dan mengkonsumsi labu kuning.Sehingga labu kuning  banyak di abaikan oleh masyarakat. Waluh/Labu kuning juga sarat gizi, memiliki kandungan serat, vitamin, dan karbohidrat yang  tinggi. Labu kuning sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang tua, karena kandungan gizi yang terdapat didalamnya sangat  baik untuk kesehatan tubuh. Pada anak-anak dapat digunakan untuk menambah nafsu makan dan sebagai obat cacingan.
Berdasarkan hal tersebut,penelita mencoba melakuka melakukan pemanfaatan nilai guna dari labu kuning untuk di olah menjadi berbagai produk.Seprti Salad Roti Labu Kuning dodol labu kuning,kerfipik labu kuning.berbagai campuran kosmetik,dan lain sebagainya.Guna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah kandungan gizi yang terdapat dalam labu kuning bagi pertumbuhan manusia.
2.      Bagaimana cara memanfaatkan labu kuning untuk dijadikan berbagai macam  produk.

C.     TUJUAN
            Berdasarkan permasalahan di atas tujuan yang di capai dalam penelitian ini adalah:
1.      Mendiskripsikan kandungan gizi yang terdapat dalam labu kuning bagi pertumbuhan manusia.
2.      Mendiskripsikan cara memanfaatkan labu kuning untuk dijadikan berbagai macam  produk.


D.     MANFAAT PENELITIAN
1.  Bagi petani, ini dapat memberikan semangat untuk menanam labu kuning dan      meningkatkan kualitasnya,guna untuk meningkatkan taraf perekonomian petani labu kuning .
2.  Baagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan miat masyarakat untuk mengolah dan mengkonsumsi labu kuning.
3.  Bagi tenaga penyuluh, dapat memberikan penyuluhan kepada petani labumkuning di berbagai daerah,bahwa labu kuning dapat di manfaatkan untuk di olah sebagai produk dengan nilai  jual tinggi.
4.  Bagi peneliti,penelitian ini apat di jadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan,tentang bahan makanan labu kuning utuk terus dikembangkan.

























BAB II
LANDASAN TEORI

A.     IHWAL LABU KUNING
Waluh atau Buah Labu Perenggi adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. yang mana penanamannya tidak sulit, baik pembibitannya, perawatannya, hasilnyapun cukup memberikan nilai ekonomis untuk Masyarakat. Tanaman ini dapat ditanam di lahan pertanian, halaman rumah atau tanah pekarangan yang kosong dapat kita manfaatkan. Intinya tanaman ini dapat ditanam di daerah Tropis maupun Subtropis.
Tanaman ini dapat menyesuaikan sendiri dengan keadaan alam yang berubah-ubah, saat hujan ataupun di musim panas/kemarau tanaman ini tetap bisa hidup dengan baik. Pada dataran hawa tinggi/dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami tanaman waluh/labu ini. Tanaman waluh cenderung menyukai lahan/tanah yang asam dengan ph 5-6,5. Dan Waluh merupakan satu-satunya buah yang awet/tahan lama asal disimpan di tempat yang bersih dan kering.
Didaerah Sumatra waluh lebih dikenal dengan nama Labu Perenggi, sedangkan diPulau jawa dikenal dengan nama Waluh, di Eropa dan Inggris sendiri dikenal dengan Pumpkin.Di sejumlah negara, labu kuning telah dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Tak cuma dibuat makanan atau tepung, buah ini juga dimanfaatkan untuk membuat kosmetik.
Waluh sangat bagus untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh. Apalagi dengan harganya yang terjangkau dan mudah didapat  sehingga memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya.


B.     KANDUNGAN LABU KUNING
Waluh/Labu kuning juga sarat gizi, memiliki kandungan serat, vitamin, dan karbohidrat yang  tinggi. Selain itu,didalam waluh juga  terkandung 34 kalori, lemak 0.8, 45mg kalsium, dan mineral 0.8 sehingga labu kuning sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang tua, karena kandungan gizi yang terdapat didalamnya sangat  baik untuk kesehatan tubuh. Pada anak-anak dapat digunakan untuk menambah nafsu makan dan sebagai obat cacingan.


C.     KHASIAT LABU KUNING
Menurut para ahli penelitian labu kuning dapat mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (kencing manis),arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker. Pada buah labu kuning terdapat kandungan kimia seperti saponin, flavanoid dan tanin.
Kandungan kimia pada waluh inilah yang akan berfungsi untuk mengurangi kadar gula dalam darah, menjadi sumber anti-bakteri dan anti- virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi terjadinya penggumpalan darah. Selain itu juga dapat meningkatkan aktifitas vitamin C sebagai antioksidan mencegah oksidasi LDL kolesterol yang dapat mengakibatkan kerusakan dinidng pembuluh arteri ( proses awal terjadinya atherosklerosis) dan menghambat penggumpalan keping-keping darah sehingga baik untuk orang yang sudah mulai penempelan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau orang pasca serangan/stroke, serta dapat digunakan sebagai pengikat protein dan  pelindung protein dari degradasi mikroba rumen.











































BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Tempat dan waktu penelitian

Penelituan di lakukan di SMA 1 Randublatung pada tanggal 6 Maret 2011.

B.     Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Labu kuning sebagai sumber bahan pangan yang bergizi tinggi.

C.     Instrumen penelitian

Instrumen penelitian berupa Labu Kuning yang dapat di olah menjadi bermacam produk.

D.     Prosedur penelitian

Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menentukan buah kuning yang berkualitas
2.      Mengupas kulit labu kuning dan dibersihkan dari kotoran dan getahnya
3.      Buah labu lalu di rebus,kemudian siap di olah menjadi makanan maupun produk lain yang bernilai gunaba
4.      Mencoba produk olahan apakah sudah sesuai criteria apa belum
5.      Memasarkan olahan dari labu kuning kepada masyarakat
6.      Mengadakan pengamatan terhadap respon masyarakat terhadam produk olahan dari labu kuning.






















BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.     Proses Pembuatan
Cara Membuat Resep Masakan Salad Roti Labu Kuning:
1.    Potong-potong labu, kukus hingga matang, angkat.
2.    Campur minyak zaitun, mustard, mayonnaise, bawang putih. Aduk hingga rata.
3.    Campur labu, roti, seledri, bawang bombay, paprika, tomat, daun basil, mentimun. Aduk rata.
4.    Tuang campuran mayonnaise, aduk rata.
5.    Sajikan.


B.     Cara Pemasaran kepada Masyarakat
Pemasaran produk dari labu kuning tidak terlalu sulit,karena labu kuning tidak asing lagi bagi masyarakat.pemasaran dapat di lakukan melalui pameran makanan,kios-kios atau toko makanan,dan juga dapat dipasarkan melalui internet,melalui pemesanan secara online.


                                                                       


















BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas , dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Labu Kuning atau Waluh adalah salah satu tanaman yang tumbuh di     daerah tropis , penanamannya tidaklah sulit baik pembibitan dan perawatannya. Cukup memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat
2.Dalam penelitian ini Labu Kuning dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang syarat akan gizi dan manfaatnya.

B.  Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini sebagai berikut ;
1.      Para petani dapat memanfatkan penelitian ini untuk menjadi daya tarik untuk menanam labu kuning.
2.      Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk mengolah dan mengkonsumsi labu kuning.
3.      Bagi tenaga penyuluh penelitian ini dapat diajdikan bahan dalam membarikan penyuluhan kepada para petani labu kuning lainnya .
4.      Bagi peneliti dapat memanfaatkan sebagai kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.












DAFTAR PUSTAKA

-          http://www.scribd.com/doc/38475639/Aneka-Manfaat-Dan-Kandungan-Gizi-Labu-Kuning



SMA 1 RANDUBLATUNG




SMA NEGERI 1 RANDUBLATUNG
Jalan Blora No.37 Wulung Randublatung
LOGO SMA 1 RANDUBLATUNG
 SMARANSA

Sabtu, 02 April 2011

Penyebab Masyarakat Jawa Memiliki Tingkat Emosional Tinggi yang Bertolak Belakang Dengan Budayanya


MAKALAH SOSIOLOGI

Penyebab Masyarakat Jawa Memiliki Tingkat Emosional Tinggi yang Bertolak Belakang Dengan Budayanya







Nama : M.Rudianto
Kelas  : XI IPS II
No      :22


SMA 1 RANDUBLATUNG
Jalan Blora No.37 Wulung Randublatung 58382
Tahun Ajaran 2010/2011




A.Konflik Masyarakat Jawa
Masyarakat suku Jawa merupakan masyarakat yang memiliki ciri budaya timur yang sangat kental. Kebudayaan halus dan bertoleransi tinggi merupakan ciri khas dari masyarakat Jawa. Disamping itu,masyarakat jawa juga memiliki semangat untuk terus memajukan masyarakatnya. Akan tetapi, jika terjadi ketidakharmonisan pada masyarakat jawa maka akan terjadi pertikaian atau konflik besar.
Sebagai contoh kasus-kasus kerusakan yang terjadi di tahun 1998 yang melanda kota Jakarta dan Surakarta, Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa — terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa[1]. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut[2][3]. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi". Peristiwa ini mirip dengan Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.
Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama besar yang dianggap provokator kerusuhan Mei 1998. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan berkontradiksi dengan fakta yang sebenarnya yang terjadi dengan mengatakan sama sekali tidak ada pemerkosaan massal terhadap wanita keturunan Tionghoa disebabkan tidak ada bukti-bukti konkret tentang pemerkosaan tersebut.
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian terhadap orang Tionghoa.



B. Deskripsi Penyebab Masyarakat Jawa Memiliki Tingkat Emosional Tinggi
Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. [1] Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger. Akan tetapi, jika terjadi ketidakharmonisan pada masyarakat jawa maka akan terjadi pertikaian atau konflik besar.Pemicunya adalah sikap emosional.
Emosi adalah reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitasnya berkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Emosi merupakan hasil proses persepsi terhadap situasi.
Mengacu kepada definisi Du Preez itu, maka emosi manusia berkait dengan tiga aspek penting, yaitu persepsi, pengalaman, dan proses berpikir, yang bisa membuat seseorang mudah marah, menuduh, bahkan memfitnah. Sebaliknya, tiga aspek itu bisa membuat seseorang tenang-tenang atau santai-santai saja menghadapi situasi seperti apa pun.
Menurut referensi, secara fisiologis emosi terdapat pada salah satu bagian dari sistem limbik, yaitu otak kecil di atas tulang belakang, di bawah tulang tengkorak. Sistem tersebut memiliki tiga fungsi, yaitu mengontrol emosi, seksualitas, dan pusat-pusat kenikmatan, yang merupakan hal paling penting dalam perkembangan otak. Kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan mengelola emosi merupakan faktor penentu keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, emosi itu penting; antara lain tampak dalam pola pikir inward looking, bukan outward looking. Maknanya, kalau ada situasi yang menimpa, maka reaksi awal yang muncul adalah melihat diri sendiri; introspeksi apa yang telah dilakukan, yang mungkin menjadi penyebab. Dikenallah istilah-istilah umpan papan, angon wektu, ngemong rasa, mulat sarira, dan seterusnya.
Mawas diri merupakan bagian dari pengelolaan diri khas Jawa, dalam rangka self examination, self control, self assesment, self monitoring. Budaya Jawa mengacu kepada “rasa” (lebih dalam dari sekedar perasaan), tidak mengabaikan intuisi selain juga bersandar kepada pikiran (rasio).
Berbagai persoalan yang muncul belakangan ini banyak berkaitan dengan masalah manajemen emosi. Ada kecenderungan kita makin tidak cerdas dalam mengelola emosi, tidak pintar mengendalikan persepsi, pengalaman, dan proses berpikir. Kita mempunyai telinga tapi tidak mendengar, dan memiliki mata tapi tidak melihat. Kita hanya mendengar yang ingin kita dengar dan melihat yang ingin kita lihat.
Di Solo ada dua pemain sepak bola berkelahi di lapangan lalu ditahan polisi. Ada juga presiden marah, karena ketika berpidato beberapa orang yang seharusnya mendengar malah mengantuk. Seorang tokoh partai mengomentari partai lain hanya akan meraih sedikit suara dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang, kemudian petinggi partainya minta maaf. Sebaliknya, ada mantan presiden selalu berkomentar santai terhadap bermacam situasi, dengan mengatakan “gitu saja kok repot”.
Emosi memang tidak pandang bulu, bisa menimpa saja. Semua bergantung kepada persepsi, pengalaman, dan proses berpikir tiap-tiap orang.
Kekayaan bangsa yang harus kita pelihara dan kembangkan yaitu kearifan lokal Jawa yang inward looking. Pesannya adalah, kalau menghadapi situasi tertentu janganlah cepat-cepat melihat keluar, tapi lihatlah diri sendiri lebih dulu. Bukankah pesan tersebut sangat relevan ketika masyarakat dihadapkan kepada situasi spesifik menghadapi pemilu dan perekonomian yang tidak menentu ?
Insyaallah kearifan lokal itu bisa menghindarkan kita dari saling menyalahkan, saling tuduh, saling menjatuhkan, saling fitnah, dan sebagainya. Ana rembug dirembug, ana nalar dinalar.



 


Daftar Pustaka
http://www.iradisa.com/emosi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29







-SEKIAN-